Setiap orang tidak menginginkan tinggal di tempat yang banyak sampahnya, karena bau yang menyengat dari sampah membuat kita tidak merasa. Apalagi kesadaran masyarakat saat ini tergolong rendah dalam hal mengurangi produksi sampah.
Tingginya tumpukan sampah di berbagai tempat antara lain disebabkan oleh belum adanya pengelolaan dan pemisahan sampah. Tidak banyak warga masyarakat yang menggunakan tempat sampah berbeda untuk memisahkan antara sampah organik dan anorganik.
Masyarakat sebenarnya bisa ikut mengurangi dampak dari sampah dengan memisahkan sampah organik dan sampah anorganik mulai dari rumah. Selain itu pengelolaan sampah juga bisa mengubah sampah tersebut menjadi sesuatu yang bermanfaat. Sampah kering (anorganik) bisa dimanfaatkan untuk daur ulang menjadi berbagai macam barang. Sedangkan sampah basah (organik) bisa dimanfaatkan sebagai bahan pupuk organik, produksi bioetanol, maupun produksi biogas. Berikut ini akan kami uraikan teknik sederhana mengenai pembuatan kompos cair dari limbah rumah tangga.
Peralatan Yang Dibutuhkan
Untuk membuat pupuk organik cair dibutuhkan peralatan atau wadah yang sering disebut dengan komposter. Biasanya terbuat dari tong sampah plastik atau kotak semen yang dimodifikasi dan diletakkan di dalam maupun di luar ruangan. Jika diletakkan di dalam ruangan, untuk mengurangi bau sebaiknya lubang udara disambung dengan pipa yang menuju ke luar ruangan agar bau gas yang ditimbulkan selama proses dekomposisi bisa langsung terbuang ke udara bebas.
Komposter dengan bantuan mikroba aktifator kompos (mikroba dekomposer) dapat mengubah sampah sisa rumah tangga menjadi kompos hanya dalam waktu 10-12 hari. Mikroba dekomposer tersebut banyak dijual di pasaran baik dalam bentuk ragi, bakteri, maupun fungi.
Dengan instalasi udara di dalamnya komposter dapat digunakan sebagai wadah dekomposisi limbah organik secara aerob sehingga dapat mempercepat penguraian sampah. Selain itu komposter juga mampu menjaga kelembaban dan temperatur sehingga mikroba dekomposer dapat bekerja merombak bahan organik secara optimal. Komposter juga memungkinkan aliran lindi atau air sampah terpisah dari material padat sehingga akan memudahkan pembuat pupuk untuk mengambil pupuk organik cair tersebut. Berikut ini langkah-langkah membuat komposter untuk skala rumah tangga.
Alat dan bahan :
- Tong plastik bekas ukuran 20 liter, 1 buah
- Pipa paralon ukuran panjang 13 cm dengan diameteri 1 inchi, 2 buah
- Pipa paralon ukuran panjang 10 cm dengan diameteri 1 inchi, 1 bua
- Pipa paralon ukuran panjang 9 cm dengan diameteri 1 inchi, 1 bua
- Sambungan pipa berbentuk T, 1 buah
- Sambungan pipa berbentuk L, 1 buah
- Kran plastik, 1 buah
- Kasa Plastik
- Lem PVC
- Meteran
- Bor
- Pemotong pipa/gergaji
- Pipa besi berukuran 1 inchi
CARA MEMBUAT KOMPOS CAIR
- Buat dua lubang udara menggunakan pipa besi yang dipanaskan di sisi kanan dan kiri tong plastik dengan diameter disesuaikan dengan diameter pipa paralon.
- Buat satu lubang lagi yang terletak kurang lebih 10 cm di bawah lubang pertama menggunakan pipa besi yang dipanaskan. Diameter lubang disesuaikan dengan diameter pipa paralon, sedangkan posisi lubang bisa terletak pada sisi diantara dua lubang di atas.
- Buat lubang-lubang kecil menggunakan bor di badan pipa paralon berukuran 13 cm dan 10 cm. Bungkus lubang-lubang kecil tersebut menggunakan kasa plastik dengan rapi.
- Selanjutnya instalasi udara komposter dapat dirangkai, dimulai dengan memasang kedua pipa paralon berukuran 13 cm pada lubang kanan dan kiri tong plastik. Kedua pipa paralon tersebut dimasukkan dari arah dalam tong plastik hingga keluar sekitar 3 cm dari dinding tong plastik sehingga panjang pipa paralon di bagian dalam sekitar 10 cm.
- Kedua ujung pipa paralon yang mencuat keluar tong plasting ditutup dengan kasa plastik. Cara penutupannya dengan memberikan lem PVC di ujung pipa dan tempelkan kasa plastik tersebut dengan rapi.
- Selanjutnya di bagian dalam tong plastik, kedua pipa berukuran 13 cm disambung dengan sambungan pipa berbentuk T dengan salah satu kaki sambungan menghadap ke bawah.
- Dari kaki sambungan pipa berbentuk T yang menghadap ke bawah disambung dengan pipa paralon berukuran 10 cm.
- Kemudian pada ujung bagian bawah pipa paralon berukuran 10 cm tersebut disambung dengan sambungan pipa berbentuk L dengan salah satu ujung sambungan pipa berbentuk L tersebut menghadap ke lubang ketiga.
- Dari sambungan pipa berbentuk L disambung pipa paralon berukuran 9 cm mengarah ke lubang ketiga, kemudian sambungkan dengan kran plastik dari bagian luar.
Demikian pembuatan komposter telah selesai dan siap digunakan. Teknik tersebut bisa diaplikasikan untuk pembuatan komposter kapasitas besar, tinggal ukuran pipa paralon untuk instalasi udara yang disesuaikan dengan kebutuhan.
TEKNIK PENGOMPOSAN
Seperti diuraikan di atas, alat yang dibutuhkan untuk membuat pupuk organik cari adalah komposter. Komposter ini merupakan alat yang bisa digunakan untuk mengolah semua jenis limbah organik rumah tangga menjadi kompos baik dalam bentuk padat maupun cair. Jadi semua sampah yang tergolong limbah organik bisa digunakan sebagai bahan, seperti sisa sayur, buah, sisa makanan, sisa dapur, bahkan limbah organik dari kebun.
Semua bahan dirajang terlebih dahulu agar proses dekomposisinya lebih cepat dan sempurna. Selain itu potongan yang kecil-kecil bisa memaksimalkan kapasitas atau daya tampung komposter. Siapkan bio aktivator komposer untuk membantu proses dekomposisi. Sebaiknya ditambahkan air cucian beras dan gula merah untuk menambah energi mikroba dekomposer tersebut. Larutkan mikroba dekomposer dengan 1 liter air. Konsentrasi larutan sesuai dengan petunjuk yang tertera pada kemasan produk mikroba dekomposer yang digunakan. Masukkan semua bahan ke dalam komposter yang sudah disiapkan sedikit demi sedikit sambil disiram larutan mikroba dekomposer, sehingga pemberian aktivator bisa merata keseluruh bahan. Setelah semua bahan dimasukkan lalu tutup rapat-rapat komposter tersebut.
Pada awal pemakaian komposter baru bisa menghasilkan air lindi atau kompos cair dalam waktu dua minggu. Selanjutnya pengambilan lindi dapat dilakukan dalam waktu 2-3 hari sesuai kebutuhan. Pengambilan air lindi hanya sebatas kran, karena air lindi di bawah kran dibiarkan saja untuk membantu proses dekomposisi. Air lindi tersebut sudah banyak mengandung mikroba aktivator sehingga dapat digunakan untuk melakukan pengomposan.
Air lindi yang sudah diambil sebaiknya dicampur lagi dengan mikroba dekomposer agar kandungan mikrobanya lebih banyak. Berikan 10 ml mikroba dekomposer per liter air lindi. Diamkan selama 2-3 hari, setelah itu pupuk organik cair siap untuk diaplikasikan. Pupuk organik cair tersebut bisa disimpan selama 1-2 bulan.
Jika pengomposan awal suda berjalan, selanjutnya limbah organik bisa dimasukkan setiap hari. Jika komposter sudah penuh, maka kompos padat yang ada di dalam bisa diambil sesuai dengan jumlah sampah organik yang akan dimasukkan.
Selamat mencoba!
sumber : http://petunjukbudidaya.blogspot.com
0 comments:
Post a Comment